Kamis, 28 Februari 2013

(Nemu) Puisi 4 Tahun Lalu *4*


pikirkan aku
pandang semu kedua mataku
baca apa yang tersirat dalamnya
kehirauanmu telah terusik bodoh cintanya

lihatlah hatiku
yang sakit karenamu
dengan tenang kau melupakan tanggung jawabmu
sembuhkan aku!
sembuhkan dari luka goresan penghianatanmu

bibirku kering menyadarkanmu dari mimpimu yang tak kunjung usai
hatiku tlah jadi debu gersangnya padang luas hatimu

dengarkan aku!
aku yang dulu kau puja
yang kau cinta
kini kau tumpahkan aku pada masa lalu
bakar bayanganku dari fikirmu
semudah itukah kau melupakanku?
tak ingatkah ucap rindumu dulu?
tak ingatkah cinta telah menyatukan kita?

dengarkan jerit sepiku
temani langkahku
tanyakan keadaanku

(Nemu) Puisi 4 Tahun Lalu *3*


dalam hening gelapku
yang hanya berteman cahaya bulan
nampak dirimu

di atas selembar kertas putih bersih
tercorak namamu

dalam kerapuhan batinku
yang telah kau bisukan
tersirat kalimatmu

pada hati yang tak ingin kepergianmu
yang selalu ingin berteman dirimu
yang ingin setiap detik bertemu

setiap fajar bangkit dari mimpinya
hembusan angin syahdu meniup sekujur ragaku
kapas bersih yang lepas dari persemayamannya
berterbangan menghampiri mimpiku semalam
membacanya, menerawangnya
hingga kapas itu terbang dalam tenangnya
membisikan seucap pesan untukmu...

(Nemu) Puisi 4 Tahun Lalu *2*


mata yang mulai lelah
menatap selembar wajah yang tergenggam
bola hitam tetap tak bisa beralih
sayu memandang senyum manis itu
keceriaannya menghangatkan suasana hati

dia lelakiku
yang telah lama lari dariku
kuingin bersua
canda, tawa, dalam sepetak meja
pandangannya menyentuh batin nuraniku
sedangkan aku hanya tersipu malu

BUYAR!!!

itu hanya kisah dalam mimpi tidur sekilasku
kembali kupandang wajah kocaknya, hangat
membuatku tak bisa bermimpi malam ini
selalu terbayang, dia

(Nemu) Puisi 4 Tahun Lalu *1*


Hari ini kau berbeda
Dari rautmu kulihat muncul rasa jenuh terhadapku
Tatapanmu tak lagi tertuju padaku
Menoleh ke belakang
Ketika kutahu,
gadis itu yang selama ini kau pandang
Hingga kau melapaskan genggamanku atas tanganku yang lemas tak berdaya
Berlari sekencangnya
Tanpa seucap salam perpisahan dari bibirmu yang pernah mengecup keningku dalam maya
Membiarkanku sendiri,
mematung dalam naung kakiku di atas rerumputan yang layu memandang sedihku
Apa aku harus menyesal telah mencintai sosokmu yang telah hidup dalam jiwa ragaku?
Itu sungguh munafik!!!
Tapi tragedi yang sempat membuatku rapuh sudah berakhir...

Dan aku merasakan penyesalan itu...

Rabu, 27 Februari 2013

Cinta itu, Kamu


Cinta itu, Kamu
Aku mau jadi angin
Ada tanpa diminta
Ada tanpa bicara

Cinta itu, Kamu
Aku hanya angin
Untuk nafasmu, untuk Kamu

Cinta itu, Kamu
Tanpa alasan
Cuma kamu, Kamu

Cinta itu, Kamu
Cinta itu, Kamu
Cinta itu, Kamu