Coba pandang aku lagi, sepertinya
aku pernah dipandang seperti itu. Persepsiku mengatakan kau sedang
menganalisisku, tapi biasanya bukan seperti itu. Sesekali aku melirikmu, lalu
kau buang pandang. Semua terasa tak asing kala pandanganmu tertuju padaku. Ada
rasa deg-degan, namun kurasa belum saatnya. Dingin, namun hangat. Kaku, namun
lembut.
Ohya! Kau masa lalu itu!
Maksudku, kau seperti dia. Dia yang sangat berhasil membuatku gila dengan
dingin-namun-hangat-nya, dengan kaku-namun-lembut-nya, dengan hilangnya yang
membuatku semakin gila, hingga harus merasakan sendiri terlalu lama. Spontan
aku membandingkan, yah kebiasaan ini memang sulit dihilangkan. Pembawaan yang
mirip, meski kau lebih terlihat tegas dan bertujuan. Dia bukan calon ilmuwan
sepertimu, hanya berkutat dengan seni dan olahraga jalanan. Tentu saja cara
memandangiku, yang dalam dan sangat sulit diartikan, apalagi kacamata itu
ikut-ikut jadi hal yang harus disama-samakan. Acuh tak acuh, officially sama!
Aku ingat dulu pernah
berangan-angan bisa memiliki lagi seseorang seperti dia. Lalu, inikah
jawabannya, Tuhan? Aku harap aku tidak pernah terburu-buru lagi untuk kesekian
kalinya. Ada yang bilang, aku adalah salah satu makhluk over-perception kadar besarrr. Terbukti, jatuh pada lubang dengan
kasus yang sama untuk kelima kalinya bukan suatu keputusan yang cerdas, ya itu
lah pemikiran makhluk over-perception.
Hahaha.
Sekian, hanya sedikit
mencurahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar